Selasa, 11 Desember 2007

Continued.....

ini terbukti hingga sekarang dengan kemajuan negara Jepang didunia Internasional, dimana jepang termasuk negara termodern didunia dengan Inovasi - inovasi IPTEK-nya yang sudah tidak diragukan lagi, tetapi tetap memegang teguh norma-norma adat istiadatnya.

Tampak berbeda sekali dengan negara Indonesia yang terkadang berprinsip

"Walaupun pakaian dan senjataku dari barat, tetapi hatiku.....(kayaknya juga dari barat dech...hehhehe...3x :D:D:D)"

coba aja liat aplikasi perbandingannya dengan Indonesia :

1. Dari segi budaya
Bangsa Jepang, klo bertemu selalu membungkukkan badan sebagai simbol rasa hormat, dan itu adalah “ Budaya” mereka. Sedangkan Indonesia bisa kita lihat di media – media en tempat – tempat publik lainnya klo ketemu sekarang sudah pakai cipika – cipiki (baca: cium pipi kanan – kiri) padahal dulu gak ada yang kayak gitu.

2. Dari segi hiburan
Bangsa Jepang mengeluarkan hiburan (Movie, melodrama, or etc…) lebih berkualitas dan lebih diminati oleh masyarakat. Berbeda dengan sinetron – sinetron or perFilman Indonesia yang kayaknya banyak yang gak berkualitas, bersifat musim2an dan nampak sekali “kekompakan” antar stasiun TV.
Misalkan salah satu Stasiun TV mempunyai program TV yang bersifat Reality Show…yang lain pasti pada ngikut, yang satu punya program berita kriminal…yang lain juga ngikut (ampe bergosip2 ria pun diikutin….), apabila sekarang lagi laku2nya Film horror, besok2 pasti sudah banyak hantu2 lain yang bergentayangan di Stasiun TV.(welehh….welehhh…).

3. Dari segi Stylish / Mode.
Dapat kita lihat dijepang, cewek2nya rata2 berpakaian lebih sopan en tertutup. Klo stylenya rok mini pasti gak ketinggalan pake Stocking (padahal klo diperhatikan mereka lebih mulus2 lho :D:D), baju2nya juga lebih didominasi dengan yang berlengan panjang. Intinya lebih “SOPAN “ en berkelas. Sedangkan diIndonesia, budaya hematnya kentara banget (Hemat kain….hehe…3x)
Klo bisa dipendek-in…,dipendekin
Klo bisa dikecil-in…..jadinya diketatin.
Ato ini pengaruh cuaca kali yeee….
Karna diindonesia negaranya ber-“Iklim Tropis”, dari segi alamnya ampe segi “mata”nya.(hehe….3x) padahal Indonesia ngakunya negara dengan berpenduduk mayoritas Islam (patut dipertanyakan nech….., Tanya Kenapa????), yang notabenenya diwajibkan berpakaian tertutup. So…..Islamnya tu pada kemana???? (apa nyangkut dikelurahan waktu bikin “KTP”???)

RESTORASI MEIJI (Meiji Ishin)

Pada tahun 1600-an jepang berada pada pundak tertinggi dibawah kekuasaan ke"Shogunan Takugawa" yang pada saat itu menerapkan 2 kebijakan pada negaranya.

2 kebijakan itu antara lain :
1. Pengusiran warga negara asing
2. Pengisolasian Negara dari pengaruh luar
yang terjadi selama lebih kurang 240 tahun, hingga akhirnya lahirlah “ RESTORASI MEIJI “. Restorasi Meiji dimulai ketika terbentuknya aliansi Sat-cho yaitu antara :
- Satgo takamori yang dipimpin oleh Satsuma.
- Kido takayoshi yang dipimpin oleh Choshu.

Aliansi ini dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma dengan tujuan melawan keShogunan Takugawa (yang saat itu dipimpin oleh Yoshinobu Takugawa) dan mengembalikan kekuasaan pada kaisar.

Restorasi Meiji diawali ketika dibukanya jepang dari negara luar, yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Meiji yang bernama Matsuhito. Kaisar Matsuhito menerapkan modernisasi disegala bidang hingga menyamai negara – negara barat dan lebih difokuskan pada bidang pendidikan dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan secara drastis, wajib belajar bagi penduduk jepang dan pengiriman pelajar – pelajarnya untuk belajar di Eropa (Prancis dan Jerman)

Pada saat Restorasi Meiji, Kaisar Meiji banyak memasok senjata – senjata perang dari negara barat. Akhir abad 18 para Samurai (Satria berpedang / pesuruh yang dihormati karena pengabdiannya) melakukan pemberontakan karna tak ingin negaranya dijarah pedagang senjata dari barat yang terlalu mendominasi negara itu.

Pemberontakan itu dipimpin oleh “ Katsumoto” yang akhirnya tewas dalam pemberontakan tersebut. Sebelum Katsumoto tewas beliau masih sempat menitipkan KATANA-nya kepada sang kaisar.

Kaisar pun akhirnya tersadar dari kesalahannya yang terlalu memaksakan paham modernisasi untuk negaranya sehingga menghilangkan budaya – budaya luhur ketimuran yang dipegang teguh oleh bangsanya dan sudah diwariskan sejak nenek moyang dulu. Pada saat itu keluarlah Statement dari sang kaisar yang akhirnya menjadi prinsip hidup negara Jepang hingga saat ini.
Statement itu lebih kurang berbunyi :

“ Walaupun pakaian dan senjataku dari Barat, tetapi hatiku tetaplah dari Timur “


To Be Continued............

Senin, 10 Desember 2007

Jepang,Indonesia, Muslim dan Amanah

(dari forum sebelah juga....)
semoga menjadi renungan bagi kita semua...

Oleh Lizsa Anggraeny


Suasana gerbong kereta Hibiya Line di siang hari terasa lenggang. Tak sepadat pagi ataupun sore hari yang merupakan rushhour bagi pegawai kantor. Tampak di gerbong sebelah, seorang penumpang pria Jepang setengah baya dengan pakaian jas lengkap, berdiri. Terlihat sesekali matanya memperhatikan dari jauh.

Risih rasanya dipandangi, reflek saya membetulkan letak hijab serta baju panjang, khawatir terpasang miring ataupun tersingkap. Tanpa disangka tiba-tiba pria tersebut mendekati dan bertanya. "Sumimasen, Indonesia-jin desuka, musurimu desuka...." (Maaf, Orang Indonesia...? Muslim...?). Kira-kira seperti itu pertanyaannya. Dengan kaku kepala saya berusaha menggangguk dan balik bertanya. "Iya, betul, ada yang aneh dengan penampilan saya?"

Seolah kaget, menyadari tindakannya yang kurang sopan, pria setengah baya tersebut langsung membungkukkan badan berkali-kali sambil meminta maaf.

"Saya Kakeuchi, saya suka Indonesia, suka Islam." Pria setengah baya tadi tiba-tiba menyebutkan nama dan berusaha membuka percakapan. Tanpa diminta, ia bercerita bahwa pernah ditempatkan menjadi direktur di salah satu cabang perusahaan di Indonesia. Selain tertarik dengan keindahanan dan keramahan Indonesia, ia pun tertarik dengan Islam. Ia mengatakan bahwa ajaran Islam itu indah dan sangat sesuai dengan jiwa orang Jepang yang disiplin.

Sayang, ketika berhadapan dengan beberapa pegawainya yang muslim Indonesia, ia merasakan jiwa Islam tidak masuk di sana. Ia merasakan adanya 'gap' antara ajaran Islam yang indah dengan kenyataan prilaku beberapa pegawainya.

Kekeuchi-san, begitu saya memanggilnya, mengatakan beberapa muslim di Indonesia kadang sulit dipercaya dan sulit menjalankan tanggung jawab. Ada saja alasan yang dibuat untuk mengulur-ngulur pekerjaan. Belum lagi, kerepotan yang dialami jika pegawai yang diberikan tugas, tiba-tiba resign, tanpa sempat takeover pekerjaan.

Padahal, menurut buku Islam yang ia baca, seorang muslim harus menjalankan amanah dengan baik. Di mana amanah tidak dikotak-kotakan menjadi sesuatu hal yang sempit, yaitu pekerjaan besar–pekerjaan kecil, amanah besar-amanah kecil. Tapi dilihat dari substansi amanah itu sendiri yaitu tanggung jawab.

"Bukankan pekerjaan itu sama dengan amanah...?" ucapnya sambil melirik ke arah saya, seolah meminta jawaban.

Tiba-tiba diajukan pertanyaan seperti itu, saya sedikit tersentak. Pikiran melayang, mengingat-ngingat kembali pengalaman ketika masih bekerja di salah satu perusahaan Jepang di Indonesia. Pegawai yang tiba-tiba resign, tanpa sempat menyelesaikan amanah yang diberikan memang cukup sering terjadi dan menjadi hal yang biasa. Tentu saja ini merepotkan, tidak hanya bagi satu orang tapi juga bagi beberapa orang yang bekerja bersama-sama dalam satu tim.

Betul, pekerjaan sama dengan amanah. Di mana wujud sikap amanah adalah tanggung jawab. Pertanggungjawaban di dunia adalah dengan menunaikan kewajiban yang diberikan. Baik itu berupa tugas, pekerjaan ataupun titipan, tanpa melihat besar atau kecilnya pekerjaan tersebut. Sedangkan pertangungjawaban di akhirat melaui hisab yang telah ditetapkan ukurannya.

Wajar jika Kakeuchi-san kecewa pada beberapa pegawai muslim Indonesia yang tidak bisa menjalankan amanah, seperti ceritanya di atas. Karena amanah adalah salah satu karakter seorang muslim. Di mana seorang muslim dituntut memiliki sikap amanat dan menjauhi sikap khianat. Seperti nasihat Rasulullah dalam HR Abu Daud. "Tunaikan amanah pada orang yang memberikan amanah padamu dan jangan khianati..."

Saya berusaha meresapi obrolan Kakeuchi-san dan bertanya-tanya dalam hati. Sudahkan saya menjalankan amanah dengan baik? Hmm... Ada rasa sesal ketika mengingat, masih ada beberapa tanggung jawab yang terabaikan. Padahal saya seorang muslim. Dan tahu akan beratnya amanah.

***

Tanpa terasa kereta tiba di stasiun tujuan. Saya berpamitan sambil tak lupa mengucapkan terima kasih. Terima kasih atas obrolannya sepanjang perjananan. Dan juga terima kasih atas 'tegurannya' melalui sebuah pertanyaan tentang amanah.

Semoga, dari obrolan tersebut saya dapat ber-muhasabah. Berusaha menjadi seorang muslim Indonesia yang baik. Yang bisa dipercaya. Yang tidak mengecewakan orang-orang yang telah memberikan amanah. Hingga suatu saat, orang-orang di sekitar saya, termasuk orang Jepang akan berkata, "Saya suka Indonesia, saya suka Islam. Muslim Indonesia dapat dipercaya."

Insya Allah.

Catatan:
Hibiya Line = Salah satu jalur kereta api di daerah Tokyo, Jepang.

Pendapat orang Jepang tentang Indonesia......

dari Forum sebelah nech....
agak miris juga bacanya, tapi itulah realitanya

Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC)
Hiroshima University

Prof Nagano Staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive
course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University. Beliau
sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk Indonesia. Ada
beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas tentang
Indonesia:

1.Orang Indonesia suka rapat / Seminar-2 di Hotel Berbintang dan membentuk
panitia macam2.

Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya
sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang
kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya
pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya baik.

2. Budaya Jam Karet

Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing Yang
pernah ke Indonesia ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda
terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya tertawa
tapi sebetulnya malu dalam hati, Sudah sebegitu parahkah disiplin kita ?.

3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)

Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakansekarang kenapa ditunda
besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang
orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.

4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan

Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para petani,
pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap
padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu boot. Pejabat
tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapangan, kenapa?
Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah beliau
menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan memberikan
instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina
bobokan oleh istilah Indonesia kaya,masyarakatnya suka gotong royong, ada
pancasila, agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya bisa
kita lihat sendiri. Ternyata negara kita hancur2an, bahkan susah untuk
recovery lagi, mana sifat gotong royong yang membuat negara seperti korea
bisa bangkit kembali. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action.

Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik,akhirnya waktu
terbuang percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan
kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak selalu
menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus
seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik
minimal untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.

Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah diri
untuk menjadi yang lebih baik.

Selanjut nya terserah anda yang menilai nya

KAIZEN (Belajar dari Jepang).....

Kaizen berasal dari kata ;
Kai = Perubahan,
Zen = Baik

Lahir sejak terjadinya Restorasi Meiji di Jepang (1868).
Kaizen berarti Continues Improvement (Improvisasi Berkelanjutan), Bapak Ary Ginanjar Agustian mendefenisikan Kaizen sebagai " Buang yang buruk, ambil yang baik lalu sempurnakan",Mirip banget ma SDLC / System Development Life Cycle (ceeilee mentang2 anak SI) => Penyempurnaan terus menerus juga intinya.

Kaizen lahir karena kekecewaan bangsa Jepang yang belajar pada Amerika yang saat itu sudah maju. Selama berpuluh - puluh tahun mereka belajar pada amerika, tidak ada sedikitpun perubahan atau perkembangan dalam dunia usaha. Amerika sudah merasa puas dengan apa yang telah mereka miliki. Hingga lahirlah Konsep Kaizen yang dimaksud dengan; Kesadaran pencarian masalah, kreativitas, inovasi lalu mengimplementasikannya.

Terbukti penerapannya dengan Produk-produk jepang, misalnya sarana transportasi buatan jepang yang sekarang menggeser produk - produk buatan AS. Dimana pada awal abad 20 jepang sudah bisa mensejajarkan diri dengan inggris dan amerika yang merupakan jebolan dari revolusi industri (ck...ckk..)

* Pada dekade 1960-an jepang mulai mengungguli AS.
Kereta api pertama kali diperkenalkan oleh dunia barat dengan ciri-ciri sebagai berikut
- lambat,
- menggunakan cerobong asap (dengan asap hitamnya yang terus mengepul)
- sering terjadi keterlambatan dan mengeluarkan suara yang ribut
- kecepatan 65km/jam.

Berganti inovasi dari jepang dengan KA SuperExpress-nya "SHINKANZEN", dimana:
- ketepatan waktunya sangat difokuskan,
- keterlambatan diperhitungkan dalam hitungan detik dan sangat jarang sekali terjadi,
- menggunakan bantalan magnet pada relnya untuk mengurangi gesekan dan suara berisik
- kecepatan 450km/jam.

* Pada dekade 1970-an jepang mulai melabrak industri otomotif AS dengan mobil buatannya yang berciri - cirikan hemat bahan bakar, ringan dan dengan harga yang terjangkau.bertolak belakang dengan produk amerika dengan ciri - ciri khasnya boros, berat, dan mahal.

Sekarang Kaizen tidak hanya digunakan oleh jepang lagi, tapi sudah menjadi prinsip Manajemen Bisnis didunia,

Dikenal dengan Kaizen 5 Step Plan :
1. Seiri (Mengatur)
=> Bertujuan untuk memisahkan yang perlu dan yang tidak perlu kemudian dibuang.
2. Seiton
=> Menyimpan dengan teratur, sehingga bila suatu saat diperlukan dapat diambil dengan mudah.
3. Seiso (Membersihkan)
=> Lokasi kerja yang bersih menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi efisien dan efektif.
4. Seiketsu
=> Kebersihan pribadi (Inner), bersih dan rapi penampilan (Perfect Performance).
5. Shitsuke
=> Disiplin dalam segala bidang dan dalam segala hal.